Ada yang berolahraga seharian, dari bakda Shubuh hingga siang. Tujuannya untuk menyehatkan badan. Padahal, waktu kita sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih manfaat. Karena bisa jadi olahraga yang dilakukan sudah terlalu berlebihan.
Betul Sekali, Sehat itu Nikmat
Dalam suatu hadits disebutkan,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas).
Baca juga: Nikmat Sehat yang Dilupakan
Dalam hadits lainnya disebutkan,
لاَ بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النِّعَمِ
“Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat.” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad 4/69, shahih kata Syaikh Al Albani)
Baca juga: Sehat Lebih Baik dari Kaya
Aturan dalam Olahraga
Tujuan olahraga adalah untuk membuat tubuh menjadi lebih sehat, menguatkan tubuh, mengatur pernapasan, serta membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
Dari situs web klikdokter.com telah disebutkan mengenai aturan dalam berolahraga.
Pertama, mesti melakukan pemanasan atau peregangan untuk mempersiapkan otot dan sendi. Jika tidak diawali dengan pemanasan, bisa membuat cedera.
Kedua, berolahraga jangan terlalu berlebihan karena bisa berbahaya, bisa sampai berisiko mengalami henti jantung.
Ketiga, perhatikan gerakan yang dilakukan karena olahraga tidak hanya sekadar mengandalkan otot, tetapi juga otak. Olahraga yang tidak benar akan mengakibatkan cedera sendi, otot, urat, atau tendon.
Keempat, olahraga dan istirahat harus seimbang. Waktu istirahat atau pemulihan yang kurang akan berdampak pada fungsi otot dan juga kebugaran kita.
Baca juga: Doa Agar Sehat, Nikmat Tidak Hilang, Musibah Tidak Datang Mendadak
Olahraga Mesti Ingat Waktu
Ingat, waktu sehari kita itu bukan hanya untuk berolahraga saja.
Ada waktu untuk ibadah
Ada waktu untuk ngaji ilmu
Ada waktu untuk keluarga
Ada waktu untuk istirahat
Ada waktu untuk mencari nafkah
Bagilah masing-masing waktunya, jangan terlalu berlebihan pada salah satu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetujui nasihat Salman kepada Abu Darda’:
إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَلأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، فَأَعْطِ كُلَّ ذِى حَقٍّ حَقَّهُ
“Sesungguhnya bagi Rabbmu ada hak, bagi dirimu ada hak, dan bagi keluargamu juga ada hak. Maka penuhilah masing-masing hak tersebut.“(HR. Bukhari, no. 1968)
Baca juga: Nasehat Salman pada Abu Darda’, Tunaikan Hak Allah, Hak Dirimu dan Keluargamu
Olahraga Bisakah Jadi Ibadah?
Ada perkataan ulama:
كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَةِ عَمَلِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَصِيْرُ بِحُسْنِ النِّيَّةِ مِنْ أَعْمَالِ الآخِرَةِ
“Betapa banyak amalan yang berbentuk amalan dunia kemudian karena niat yang baik berubah menjadi amalan akhirat.” (Ta’lim Al-Muta’allim Thariq At-Ta’allum karya Imam Az-Zarnuji)
Contoh yang dimaksud adalah amalan dunia yang asalnya tidak berpahala, lalu diniatkan baik untuk menguatkan dalam ibadah seperti:
- Makan dengan tujuan untuk menguatkan dalam ibadah, maka berubah menjadi amalan akhirat.
Lihat Ta’lim Al-Muta’allim Thariq At-Ta’allum, Syarh Al-Imam Al-‘Allaamah Asy-Syaikh Ibrahim bin Ismail. Penerbit Al-Maktabah Al-Anwariyah, hlm. 25.
Lalu bagaimana dengan olahraga, bisakah juga seperti maksud di atas?
Silakan renungkan.
Baca juga: Aturan Islam dalam Olahraga Sepakbola
—
#DarushSholihin, 18 Muharram 1443 H, 26 Agustus 2021
Artikel Rumaysho.Com